Dalam pencitraan MRI, ada sejumlah besar parameter akuisisi MRI atau faktor yang dapat mempengaruhi total waktu pemeriksaan, rasio sinyal terhadap noise (SNR), dan kontras dengan rasio noise (CNR). Pemilihan parameter pencitraan MRI yang tepat hampir selalu menghasilkan kualitas citra yang lebih baik dan mencegah artefak pencitraan terjadi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami mekanisme kerja dari parameter-parameter tersebut untuk pengambilan keputusan terbaik. Parameter akuisisi MRI dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu parameter pencitraan dan parameter pulsa sekuen.
Parameter Pencitraan:
- Field of View (FOV)
- Matriks
- Resolusi
- Ketebalan Irisan atau Slice Thickness (TH)
- Slice Spacing atau Slice Gap
- Number of Average (NSA) atau Number of Excitation (NEX)
- Receiver Bandwidth (RBW)
- Frequency atau Phase Direction
Parameter Pulsa Sekuen:
- Time of Repetition (TR)
- Time Echo (TE)
- Effective Echo Time (Eff TE)
- Echo Train Length (ETL) atau Turbo Factor
- Echo Spacing
- Flip Angle (FA)
Berikut adalah Tabel 1 yang perupakan ringkasan hubungan antara parameter pencitraan dalam pemeriksaan MRI:
| Parameter | Perubahan | Resolusi | SNR | Scan Time |
|---|---|---|---|---|
| Slice Thickness | Turun | Naik | Turun | Tetap |
| FOV (frequency) | Turun | Naik | Turun | Tetap |
| FOV (phase) | Turun | Naik | Turun | Turun |
| Matriks (frequency) | Naik | Naik | Turun | Tetap |
| Matriks (phase) | Naik | Naik | Turun | Naik |
| NEX/NSA | Naik | Tetap | Naik | Naik |
| RBW (Bandwidth) | Turun | Tetap | Naik | Tetap |
Sumber:
Elmaoğlu, Muhammed dan Azim Çelik. 2012. MRI Handbook: MR Physics, Patient Positioning, and Protocols. Springer. New York.
